Entalpi dan Macam-macam Perubahan Entalpi
Mamluatul Hasanah
14640013
Entalpi dan Macam-macam Perubahan Entalpi
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah kita kenal
sejak duduk di bangku SMA/MA. Akan tetapi di jenjang yang lebih tinggi dari
bangku SMA/MA yaitu di bangku perkuliahan ilmu tentang Kimia diperkenalkan dengan lebih mendalam, bahkan
ada jurusan sendiri yang di dalamnya membahas secara detail apa itu Kimia dan
segala yang berkaitan. Saat duduk dibangku SMA/MA dalam salah satu materi Kimia
terdapat materi tentang Termokimia. Termokimia merupakan ilmu kimia yang
membahas tentang perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu
reaksi atau proses kimia dan fisika. Hal ini erat kaitannya dengan energi,
dimana kita tahu bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Energi
hanya bisa diubah dari bentuk satu ke bentuk energi yang lain. Jumlah semua
bentuk energi yang tersimpan dalam suatu zat kita kenal sebagai
entalpi(Siswanto,2013).
Setiap
sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan
karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah
total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap
konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Misalnya entalpi
untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s)(Nasrudin,2004).
Entalpi dari suatu zat tidak dapat
kita ukur, yang dapat kita ukur adalah perubahan entalpinya. Suatu zat akan
mengalami perubahan entalpiketika zat tersebut mengalami perubahan kimia atau
fisika. Perubahan entalpi diberi simbol dengan DH. DH menyatakan jumlah kalor yang diterima dan yang dilepas, berupa
penambahan atau pengurangan energi suatu zat dalam suatu proses perubahan
entalpi(Rahman,2016).
Kurnia,2013 menyebutkan bahwa dalam
perubahan entalpi terdapat dua jenis reaksi, berikut pemaparannya:
a.
Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan atau membebaskan
kalor, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan(terjadi penurunan entalpi),
entalpi produk lebih kecil dari entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan
entalpinya bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm umunya suhu pada lingkan
semakin tinggi, adanya kenaikan suhu inilah yang menyebabkan sistem melepas
kalor ke lingkungan.
b.
Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap atau membutuhkan
kalor, kalor mengalir dari lingkungan ke sistem(terjadi kenaikan entalpi),
entalpi produk lebih besar dari entalpi pereaksi. Oleh karena itu perubahan
entalpinya bertanda positif. Pada rekasi endoterm umumnya suhu pada sistem
mengalami penurunan, penurunan suhu
inilah yang menyebabkan sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Bagaimana hubungan
antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang
melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi
lebih kecil dari zat-zat pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksi
berharga negatif.
DH= Hproduk – Hpereaksi < 0
Pada reaksi
endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif.
DH= Hproduk – Hpereaksi > 0
Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia dapat diungkapkan
dalam bentuk diagram reaksi berikut (Sunarya,2009).
Diagram
Entalpi Reaksi
Pada diagram di atas, tanda panah
menunjukkan arah reaksi. Pada reaksi eksoterm, selisih entalpi berharga negatif
sebab entalpi hasil reaksi (C) lebih rendah daripada entalpi pereaksi (A+B).
Adapun pada reaksi endoterm, perubahan entalpi berharga positif sebab entalpi
produk (A+B) lebih besar daripada entalpi pereaksi (C).
Perubahan entalpi dapat terjadi pada reaksi kimia maupun pada
perubahan fisika. Perubahan entalpi pada reaksi kimia, bergantung pada jumlah
zat yang direaksikan. Jika pereaksinya semakin banyak, maka perubahan entalpi
semakin besar. Perubahan entalpi pada perubahan fisika berkaitan dengan
perubahan wujud zat. Persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpi
disebut persamaan termokimia. Pengertian persamaan termokimia
berbeda dengan persamaan reaksi stoikiometri. Pada persamaan reaksi
stoikiometri, koefisien reaksi menunjukkan angka perbandingan jumlah mol,
sedangkan koefisien reaksi pada persamaan termokimia sekaligus menyatakan
jumlah mol. Berikut contoh dari dua persamaan tersebut.
·
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2
(g) → 2 H2O(g)
Perbandingan
jumlah mol H2 : jumlah mol O2 : jumlah mol H2O
= 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan
jumlah mol zat-zat tersebut dapat dinyatakan :
2 mol H2 : 1
mol O2 : 2 mol H2O
·
Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g) →
2 H2O(g) ∆H = - 484 kJ
Pada reaksi antara
2 mol H2 dengan 1 mol dengan 1 mol O2 untuk
menghasilkan 2 mol H2O dibebaskan kalor 484 kJ(Suryaningsih,2013).
Perubahan
entalpi reaksi yang diukur pada suhu 298 K dan tekanan 1 atm disepakati sebagai
perubahan entalpi standar yang dinyatakan dengan simbol ΔHo. Satuan yang sering
digunakan adalah sebagai berikut (Muchtaridi,2006).
- kalori (kal) atau kilokalori (kkal)
- joule (J) atau kilojoule (kJ)
- 1 kalori = 4,2 joule
- 1 joule = 0,24 kalori
- 1 kilokalori = 1000 kalori
-
1 kilojoule = 1000 joule
Berdasarkan contoh
tersebut berikut macam-macam dari perubahan entalpi (Siswanto,2013):
a.
Perubahan Entalpi Pembentukan Standart (∆H°f)
Perubahan entalpi dimana jumlah kalor yang
dilepaskan atau dibutuhkan pada reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya dalam keadaan stabil pada keadaan standar (25°C atau 298 K dan 1
atm).
b.
Perubahan Entalpi Penguraian Standart (∆H°d)
Perubahan Entalpi dimana jumlah kalor yang dilepaskan atau
dibutuhkan pada reaksi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam
keadaan stabil pada keadaan standar (25°C atau 298 Kdan 1 atm). Entalpi
penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan. ΔHd° = – ΔHf°.
c.
Perubahan Entalpi Pembakaran Standart (∆H°c)
Perubahan entalpi dimana jumlah kalor yang
dilepaskan pada reaksi pembakaran sempurna 1 mol zat (unsur atau senyawa) dalam
keadaan stabil pada keadaan standar (25°C atau 298 K dan 1 atm). Reaksi
pembakaran tergantung pada jumlah oksigen yang bereaksi.
d.
Perubahan Entalpi Pelarutan Standart (∆H°s)
Perubahan entalpi dimana jumlah kalor yang
dilepaskan atau dibutuhkan pada saat 1 mol zat dilarutkan dalam pelarut
berlebih menjadi larutan encer pada keadaan standar (25°C atau 298 K dan 1
atm).
Perhitungan
perubahan entalpi atau perubahan kalor pada suatu reaksi didasarkan pada Hukum
Hess, dataentalpi pembentukan dan energi ikatan. Berikut penjabarannya
(Suryaningsih,2013):
a.
Berdasarkan Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh Germain
Henri Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa “Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu
reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan
akhir (zat-zat hasil reaksi)”.
Contoh, reaksi pembentukan SO3(g)
1) melalui satu tahap
reaksi : S(s) + O2(g) → SO3(g) ΔH
= - 396 kJ
2) melalui dua tahap reaksi
:
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) →
SO2(g) ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) →
SO3 (g) ΔH = -99
Jika kedua tahap reaksi pembentukan
SO3(g) dijumlahkan, maka diperoleh kalor reaksi yang sama
seperti pada reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1). Jika
kalor reaksi dijumlahkan, maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang sama
seperti reaksi pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1).
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) →
SO2(g) ΔH = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) →
SO3 (g) ΔH = -99
S(s) + (g) → SO3(g) ∆H
= - 396
Jadi, nilai entalpi reaksi pembentukan SO3(g) tetap
sama, baik berlangsung melalui satu tahap ataupun beberapa tehap reaksi.
b.
Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan
Berdasarkan cara ini, data entalpi yang diketahui
harus berupa data entalpi pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami
reaksi penguraian dan zat-zat hasil reaksi dianggap mengalami reaksi
pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu zat sama dengan entalpi
pembentukannya, tetapi memiliki tanda berlawanan.
p A + q B → r C + s D ∆Hr =
.....?
∆H reaksi = ∆Hf0 hasil
reaksi - ∆Hf0 pereaksi
=
(r ∆Hf0 C + s ∆Hf0 D) -
(p ∆Hf0 A + q ∆Hf0 B)
∆Hf0 O2 tidak
diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan kesepakatan,
entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama dengan nol.
Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(∆Hf0)
dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l) masing-masing
adalah – 85 , -394 , dan – 286 . Tentukan ∆Hc0 pembakaran
C2H6(g).
Jawab :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
C2H6(g) +
O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ∆Hr =
?
∆Hr = ∆Hf0 hasil
- ∆Hf0 pereaksi
= ( 2 ∆Hf0 CO2 +
3 ∆Hf0 H2O ) - (∆Hf0 C2H6)
= (- 788) – 858 + 85 = - 1561 , Jadi, ∆Hc0 C2H6(g) = -
1561
c.
Berdasarkan
Energi Ikatan
Suatu unsur atau senyawa terbentuk melalui
ikatan antaratom penyusunnya. Ikatan-ikatan antaratom ini memiliki harga energi
ikatan tertentu. Pada saat bereaksi, dianggap semua molekul pereaksi memutuskan
ikatannya sehingga menjadi atom-atom bebas. Proses pemutusan ikatan memerlukan
sejumlah energi, sehingga perubahan entalpinya bertanda positif. Selanjutnya,
atom-atom bebas (hasil penguraian pereaksi) ini membentukan zat-zat hasil
reaksi melalui pembentukan ikatan baru. Peristiwa pembentukan ikatan
membebaskan sejumlah energi, sehingga perubahan entalpi bertanda negatif.
p A + q B → r C + s D ∆Hr =
.....?
∆Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) -
(energi total pembentukan ikatan)
DAFTAR
PUSTAKA
https://abdulrahman6855.blogspot.co.id/2016/08/pengertian-entalpi-h-dan-perubahan.html.
(Diakses pada 9 Desember 2017).
https://edoagasiswanto1.wordpress.com/2013/09/15/makalah-perubahan-entalpi/.
(Diakses pada 9 Desember 2017).
http://septiankurniaa.blogspot.co.id/2013/05/makalah-termokimia.html.
(Diakses pada 9 Desember 2017).
http://cerisedoux.blogspot.co.id/2013/07/entalpi-dan-perubahannya.html. (Diakses pada 9 Desember 2017).
Muchtaridi dan
Sandri Justiana. 2006. Kimia 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudistira.
Nasrudin,Harun.
2004. Termokimia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarya,Yayan
dan Agus Setia Budi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Komentar
Posting Komentar