Pengaruh Gaya Antarmolekuler terhadap Sifat Fisika
NIM : 15640076
Pengaruh Gaya Antarmolekuler
terhadap Sifat Fisika
Gaya tarik di antara molekul-molekul
disebut gaya antarmoleku (intermolecular forces) menyebabkan perilaku gas
nonideal. Gaya ini juga menentukan keberadaan materi terkondensasi-cairan dan
padatan. Berbeda dengan gaya antarmolekul, gaya intramolekul (intramolecular
forces) mengikat atom-atom dalam molekul.Gaya intramolekul menstabilkan molekul
masing-masing, sedangkan gaya antarmolekul terutama menyebabkan sifat-sifat
materi dalam jumlah besar (misalnya, titik leleh dan titik didih). Umumnya,
gaya antarmolekul jauh lebih lemah daripada gaya intramolekul. Jadi, biasanya
diperlukan energy yang jauh lebih kecil untuk menguapkan cairan daripada untuk
memutuskan ikatan dalam molekul cairan (Chang, 2004: 368-369).
Ada dua macam gaya antarmolekul
yaitu interaksi dipol-dipol dan gaya Van der Waals. Interaksi dipol-dipol adalah
interaksi antara ujung positif satu molekul polar dengan ujung negative molekul
polar yang lain (Sastrohamidjojo, 2005:93)
Sebagai
hasil interaksi dipol-dipol adalah pada umumnya molekul akan saling terikat
lebih kuat daripada molekul non-polar; perbedaan dalam kekuatan gaya
intermolekul ini dapat tercermin pada sifat-sifat fisika dari molekul tersebut.
Interaksi dipol-dipol lain yang khusu adalah ikatan hydrogen, dimana atom
hydrogen berkelakuan sebagai jembatan antara dua atom yang bersifat
elektronegatif. Bila atom hydrogen diikat oleh atom yang sifat
elektronegativitasnya tinggi, maka kabut electron akan bergeser ke arah atom
yang elektronegatif. Sebagai akibat maka hydrogen yang bermuatan positif ini akan
diikat kuat oleh muatan negative dari atom elektronegatif molekul yang kedua
(Sastrohamidjojo, 2005:94).
Gaya
van der Waals ini mempunyai jarak yang sangat pendek, dan gaya tersebut hanya
bekerja pada bagian molekul-molekul yang berbeda yang mempunyai kontak yang
sangat dekat, yaitu antara permukaan molekul-molekul (Sastrohamidjojo,
2005:95).
Zat
diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan dari susunannya. Warna, titik leleh,
titik didih, dan kerapatan merupakan sifat-sifat fisika. Sifat fisika (physical
property) dapat diukur dan diamati tanpa mengubah susunan atau identitas suatu
zat. Sebagai contoh kita dapat mengukur titik leleh es dengan memanaskan es
balok dan mencatat suhunya ketika es berubah menjadi air. Air berbeda dengan es
hanya dari penampilannya dan tidak dari susunannya, sehingga perubahan itu
merupakan perubahan fisika; kita dapat membekukan air untuk memperoleh esnya
kembali. Jadi, titik leleh suatu zat adalah sifat fisika. Demikian pula, ketika
kita mengatakan bahwa gas helium lebih ringan dibandingkan udara, kita sedang
berbicara tentang sifat fisika (Chang, 2004: 9).
Sifat-sifat
fisik benda cair dan padat berasal dari gaya-gaya inter-molekul yaitu gaya-gaya
antar molekul (jenis ikatan). Dalam hal ini akan dibahas pengaruh gaya
antarmolekul terhadap sifat-sifat fisika. Beberapa pengaruh gaya antarmolekul terhadap
sifat fisika antara lain:
1. Pengaruh
Gaya Antarmolekul Terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Salah satu sifat fisika yaitu titik didih dan titik
leleh. Kekuatan gaya antarmolekul berbanding lurus dengan titik didih dan titik
leleh zat. Pengaruh dari ikatan hydrogen terhadap titik didih dan titik leleh
yaitu semakin kuat ikatan yang terbentuk maka semakin tinggi titik didih dan
titik leleh zat. Adapun kekuatan ikatan hydrogen ditentukan oleh nilai
kelektronegatifan dan jumlah ikatan yang terbentuk. Gaya London juga
mempengaruhi titik didih dan titik leleh dimana semakin kuat gaya London maka
titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Banyaknya electron yang dimiliki
atom atau molekul menyebabkan atom atau molekul tersebut semakin mudah
membentuk dipol sesaat dan dipol terinduksi. Akibatnya, gaya London yang
terbentuk semakin kuat. Semakin luas permukaan sentuh, penginduksian semakin mudah
terjadi sehingga dipol terinduksi akan lebih mudah terbentuk. Jadi dapat
disimpulkan semakin sedikit jumlah cabang titik didih dan titik lebur zat akan
semakin tinggi.
2. Pengaruh
Gaya Antarmolekul Terhadap Viskositas
Sifat lain yang berhubungan atau kurang
lebih mempunyai hubungan dengan gaya tarik intermolekul ialah viskositas yitu
keresistenan (resistency) cairan untuk mengalir. Satu cara termudah untuk
mengukur viskositas ialah dengan menentukan waktu yang diperlukan bagi suatu
cairan untuk mengalir melalui suatu tabung kapiler dengan panjang tertentu.
Cara lain adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan sebuah bola besi jatuh
dari ketinggian tertentu suatu cairan. Karena kekuatan gaya-gaya tarik
antarmolekul menurun dengan naiknya suhu, viskositas pada umumnya juga menurun
dengan meningkatnya suhu (Petrucci, 1985: 3).
3. Pengaruh
Gaya Antarmolekul Terhadap Tegangan Permukaan
Satu sifat yang berhubungan dengan
gaya-gaya antarmolekul dalam cairan adalah tegangan permukaan. Lingkungan
molekul pada permukaan suatu cairan berbeda dengan lingkungan molekul di bagian
bawahnya. Pada pembahasan tegangan permukaan terdapat dua gaya pada permukaan
yang perlu diketahui yitu Gaya Kohesi dan Gaya Adhesi. Gaya kohesi adalah gaya
antarmolekul di antara molekul-molekul yang sejenis. Gaya Adhesi adalah gaya
antarmolekul di antara molekul-molekul tak sejenis, seperti antara molekul
cairan dengan molekul permukaan yang di bawahnya. Pada permukaan cairan raksa
berbentuk cembung karena gaya kohesi lebih kuat daripada gaya adhesi (Petrucci,
1985: 2-3).
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep
Inti Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2005. Kimia Dasar.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


Komentar
Posting Komentar