KINETIKA KIMIA
KINETIKA KIMIA
Oleh:
Isnanniah
(14640036)
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering melihat reaksi-reaksi kimia dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Ada reaksi yang berlagsung sangat cepat dan ada yang berlangsung
lambat, misal bensin terbakar lebih cepat dibanding dengan minyak tanah. Ada
reaksi yang berlagsung sangat cepat seperti petasan yang meledak, ada pula
reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi. Dalam ilmu
kimia banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi yang
selanjutnya ditelaah dengan ilmu-ilmu yang mengkaji lebih lanjut dan spesifik
mengenai perubahan tersebut, salah satunya adalah kinetika kimia.
Kinetika kimia
adalah bagian dari ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang
mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi.
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul,
elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu.
Mekanime reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran
besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan
maupun produk suatu sistem (Siregar, 2008).
1. Reaksi Kimia dan Laju Reaksi
Reaksi kimia adalah proses berubahnya
pereaksi menjadi hasil reaksi. Adapun laju reaksi mengukur seberapa cepat
reaktan habis bereaksi atau seberapa cepat produk terbentuk. Kinetika kimia
merujuk pada laju reaksi yakni perubahan konsentrasi reaktan atau produk
terhadap waktu. Setiap reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan umum yaitu rektan menghasilkan produk. Selama
berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan moleku produk
terbentuk. Sebagai hasilnya , dapat diamati jalannya reaksi dengan mengamati
penurunan reaktan dan meningkatnya produk. Menurunnya jumlah molekul A dan
meningkatnya jumlah molekul B seiring dengan waktu. Secara umum, akan lebih
mudah apabila menyatakan laju reaksi dalam perubahan konsentrasi terhadap waktu
(Chang, 2005).
Gambaran perubahan konsentrasi terhadap
waktu
Pengetahuan
tentang laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung,
seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik
menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi, kadangkala kita ingin memperlambat laju
reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukkan makanan
oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999)
Jika kita tahu
persamaan kimia suatu reaksi, maka dapat ditentukan lajunya dengan menetahui
perubahan konsentrasi reaktan tahu
produknya yang dapat dideteksi secara kuantitatif. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu keadaan alami atau reaktifitas pereaksi, luas
permukaan, konsentrasi, temperatur, dan katalis. Hukum laju menjelaskan bahwa
pada pada umuya laju reaksi bergantung pada semua zat-zat yang terlibat dalam
reaksi dan jika konsentrasi suatu pereaksi meningkat, laju reaksi juga
meningkat. Hukum laju reaksi dinyatakan sebagai berikut (Anief, 1998).
Keterangan: v=
laju reaksi
k=
konstanta laju reaksi
x
dan y= bilangan perpangkatan atau orde reaksi
2. Mekanisme Reaksi
Reaksi kimia
tidak selalu berjalan pada satu langkah reaksi, pada kebanyakan kasus dapat
terjadi melalui sejumlah tahap. Untuk suatu hukum laju reaksi sederhana,sangat
mungkin terjadi dengan melibatkan sejumlah tahapan reaksi yang hanya berkaitan
dengan suatu reaksi atau dua molkul saja. Tiap tahapan rekasi ini disebut
dengan reaksi elementer. Sederetan reaksi elementer yang berkaitan dengan suatu
reaksi keseluruhan inilah yang disebut dengan mekanisme reaksi (Tahir, 2012).
Reaksi elementer
adalah reaksi pemecahan paling sederhana dan hasil dari reaksi ini tidak
memiliki produk sampingan. Kebanyakan reaksi yang berhasil ditemukan
saat ini adalah pengembangan dari reaksi elementer yang munculnya secara secara
paralel atau berurutan. Sebuah reaksi elementer biasanya hanya terdiri dari
beberapa molekul, biasanya hanya satu atau dua, karena kemungkinannya kecil
untuk banyak molekul bergabung bersama (Frenking, 2006).
3.
Teori Kinetika Kimia
Teori
kinetika kimia terbagi dua yaitu:
a.
Teori
Tumbukkan
Teori tumbukan didasarkan atas teori
kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi.
Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A dan B sama
dengan jumiah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara kedua jenis molekul
tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding dengan
konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin besar konsentrasi A dan konsentrasi
B akan semakin besar pula jumlah tumbukan yang terjadi. Teori tumbukkan ini
memiliki beberapa kelemahan antara lain:
-
|
tidak
semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus
dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat
menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih
besar atau sama dengan energi pengaktifan (Ea).
|
||
-
|
molekul yang lebih rumit struktur ruangnya
menghasilkan tumbukan yang tidak sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul
yang sederhana struktur ruangnya.
|
||
b. Teori keadaan transisi
Teori tumbukan di atas diperbaiki
oleh tcori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut. Dalam
teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh
molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk).
Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi
dapat digambarkan sebagai berikut.
Koordinat Reaksi
Dari diagram terlibat
bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan awal sampai
dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-molekul
pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan (Ea)
agar dapat mencapai keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil
reaksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anief, M. 1998. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Frenking, Gernot. 2006. Elementarreaktionen.
In: Römpp Chemie-Lexikon. Thieme.
http://
Pendamping/Praweda/Kimia/0175%20Kim%201-5c.htm. Tanggal akses 14 Desember 2017.
Siregar,
T. B. 2008. Kinetika Kimia: Reaksi
Elementer.Medan : USU Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: UI Press.
Tahir, Iqbal. 2012. Kinetika Kimia: Mekanisme Reaksi. http://Imal.staff.UGM.ac.id/wp-contentploads/iqmal-kinetika-06a-mekanisme-reaksi-dan-reaksi.
Tanggal akses 14 Desember 2017.
Komentar
Posting Komentar