Laju Reaksi
LAJU
REAKSI
Nur Saadah (14640039)
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi
disebut kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana
laju bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi
berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen
(Oxtoby, 2001).
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi
persatuan waktu. Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i . Umumnya laju
reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dan dapat dinyatakan sebagai
Di
mana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau
konstanta kecepaan, C1, C2, … adalah konsentrasi dari
reaktan-reakan dan produk-produk (Dogra, 1990).
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi
molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi
tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring dengan perubahan
konsentrasi(Chang, 2005).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi
berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan
amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat
tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti
mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan
sebagainya (Syukri, 1999).
Berikut
ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
·
Konsentrasi
Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor. Konsentrasi
reaktan memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat rekasi
tertentu. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel
memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
·
Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan
naiknya suhu, energy kinetic partikel zat-zat meningkat sehinga memungkinkan
semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan
teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan energy yang
cukup besar, disebut energy aktivasi. Untuk memutus ikatan dan mengawali
reaksi, konsatanta laju dan energy aktivasi dihubungkan oleh persamaan
Arrhenius.
keterangan:
Ea = energy aktivasi
T = suhu mutlak
A = frekuensi tumbukan
T = suhu mutlak
A = frekuensi tumbukan
·
Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas
permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin
besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas
permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
·
Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia
dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang
permanen. Jadi, katalis tidak muncul dalam laju persamaan kimia balans secara
keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi
dan mempercepat lintasan yang ada.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi,
meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industry, banyak upaya
untuk menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa
meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan (Oxtoby, 2001).
·
Efek pelarut
Pengaruh pelarut terhadap laju penguraian obat merupakan
suatu topic terpenting untuk ahli farmasi. Walau efek-efek tersebut rumit dan
generalisasi tidak dapat dilaksanakan. Tampak reaksi nonelektrolik dihubungkan
dengan tekanan dalam relative atau parameter kelarutan dari pelarut dan zat
terlarut. (Martin, 1993).
Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi
setiap orang yang berkaitanKefarmasiaan, mulai dari pengusaha obat sampai ke
pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau
sediaan yang dihasilkannya cukup stabil sehingga dapat disimpan dalam jangka
waktu yang cukup lama, dimana obat tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat
atau racun, ahli farmasi harus mengetahui kestabilan potensial dari obat yang
dibuatnya. Dokter dan pasien harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau
digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan dalam konsentrasi yang cukup
untuk mencapai efek pengobatan yang diinginkan. Ada beberapa prinsip dan proses
laju yang berkaitan dimasukkan dalam rantai peristiwa ini yaitu: kestabilan dan
tak tercampurkan, disolusi, proses absorbs,distribusi dan eliminasi, dan kerja
obat pada tingkat molekuler obat (Martin, 1993).
Orde
reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode,
- Metode substansi. Data yang
terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi disubtitusikan ke
dalam bentuk integral dari persamaan berbagai orde reaksi. Jika persamaan
itu menghasilkan menghasilkan harga K yang tetap konstan dalam batas-batas
variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde
tersebut.
- Metode grafik. Plot data dalam
bentuk grafik dapat digunakan untuk mengetahui orde reaksi tersebut. Jika
konsentrasi diplot terhadap t dan didapatkan garis lurus, reaksi adalah
orde nol. Reaksi dikatakan orde pertama bila log (a-x) terhadap t
menghasilkan garis lurus. Suatu reaksi orde-kedua akan memberikan garis
lurus bila 1/(a-x) diplot terhadap t (jika konsentrasi mula-mula sama).
Jika plot 1/(a-x)2 terhadap t menghasilkan garis lurus dengan
seluruh reaktan sama konsentrasi mula-mulanya, reaksi adalah orde-ketiga.
- Metode waktu-paruh. Dalam
reaksi orde, waktu paruh sebanding dengan konsentrasi awal a, waktu paruh
reaksi orde-pertama tidak bergantung pada a, waktu paruh untuk reaksi
orde-kedua, dimana a=b sebanding dengan 1/a dari dalam reaksi orde-ketiga,
dimana a=b=c, sebanding dengan 1/a2. (Martin, 1993)
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai
setengahnya dari konsentrasi mula-mula. Obat yang sama dapat menunjukkan orde
penguraian yang berbeda pada konsidi yang berbeda. Walaupun penguraian hidrogen
peroksida, misalnya dengan katalis ion iodine adalah sau orde pertama, telah
ditemukan bahwa penguraian larutan yang distabilkan dengan berbagai pereaksi
dapat menjadi orde-nol. Dalam hal ini, di mana reaksi tidak tergantung pada
konsentrasi obat, penguraia mungkin akibat kontak dengan dinding wadah atau
berbagai faktor luar lainnya (Martin, 1993).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2013. Penuntun
Praktikum Farmasi Fisika I. Makassar: Universitas Muslim Indonesi.
Dogra, S.K dan S.Dogra.1990.Kimia
Fisik dan soal-soal. Jakarta: Universitas Indonesia.
Martin, Alfred, dkk, 1993, Farmasi
Fisik. Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Oxtoby, dkk.2001.Prinsip-prinsip
Kimia Modern edisi keempat jilid 1.Jakarta: Erlangga
Syukri S, 1999. Kimia Dasar
jilid 2. ITB: Bandung.
Komentar
Posting Komentar